MENGENAI YANZ


Name: yanuarsintoanggoro
Home: SLEMAN PENUH BERKAH, NGAYOGYAKARTA HADININGRAT, Indonesia
About Me: saya adalah orang yang lahir dengan (ALHAMDULILLAH YA ALLAH) kesempurnaan. lahir dari rahim seorang Budi Winarni yang di buahi oleh Sutono. Kini sedang menjalani studi di obat alami UGM. sebuah kampus yang mentereng di Indonesia (semoga aku ikut mentereng karenanya).
See my complete profile

POSTING SEBELUMNYA
BULAN
SAMBUNGAN
Free Web Site Counters
Free Web Site Counters
Sabtu, 22 September 2007
KEMBANGKAN BUDAYA SELAMATKAN INDONESIA
Masa muda merupakan masa untuk mencari jati diri. Mencari dan menentukan pilihan akan seperti apakah ia nantinya. Hal ini juga akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dan keeksistensian sebuah budaya daerah beserta kearifan lokalnya.
Pada saat ini, arus budaya dari mana saja mulai menghantam jiwa-jiwa muda. Baik maupun buruk. Merasuk dalam pikirannya. Seperti halnya jaman dahulu, ketika Indonesia terjajah oleh bangsa-bangsa yang rakus, saat ini pun tanpa kita sadari, Indonesia masih terjajah tetapi tidak kita sadari. Dahulu Indonesia terjajah melalui penguasaan suatu daerah, akan tetapi, saat ini Indonesia terjajah melalui penguasaan pikiran. Komik-komik jepang saat ini menguasai pasaran menggeser komik Si Buta dari hati generasi muda. Baju-baju model terbaru yang diimpor dari luar negeri (barat) menggeser surjan dari hati masyarakat Jawa. Tanpa kita sadari kita pun merasa nyaman dengan penjajahan ini. Ini karena pikiran kita telah terhipnotis oleh life style jajahan ini.
Untuk itulah saya merasa tergugah untuk mengingatkan pada kita semua pada umumnya dan saya pribadi pada khususnya. Saya ingin keanekaragaman budaya lokal di Indonesia akan bangkit kembali menggeser budaya-budaya impor-an. Hal ini memang mungkin sulit untuk dilakukan dalam sekejap. Kita lihat sulitnya kebangkitan wayang sebagai tokoh kartun di TV menggantikan Naruto atau Avatar karena SDM kita yang mungkin masih terbatas (atau mungkin “ogah-ogahan”) dan juga terbentur masalah permodalan menjadi contoh yang paling sederhana.
Sesungguhnya penjajahan pikiran ini tidak kalah berbahaya dengan penjajahan jaman dahulu. Hal ini karena melalui pikiran, Indonesia akan menuju kemana nantinya. Dahulu sesungguhnya sudah ada penjajahan semacam ini. Sebagai contoh adalah masuknya paham komunis ke negeri Indonesia tercinta dan menyebabkan terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di beberapa tempat. Saat ini, paham komunis tidak hanya masuk melalui kalangan terpelajar yang bersekolah di luar negeri tetapi juga melalui media hiburan yang sering kita anggap sepele. Padahal jika diteliti lebih dalam, justru sarana hiburan semacam film itulah yang dapat dengan lebih mudah masuk kedalam pikiran generasi muda dan itu akan lebih merata ke berbagai kalangan. Lebih merata karena tidak hanya orang terpelajar yang menontonnya tetapi juga orang-orang biasa.
Sesungguhnya kita saat ini sudah benar-benar dalam masa kritis. Karena penjajahan pikiran terjadi secara halus dan sudah berlangsung dari dahulu sehingga kita sudah sangat nyaman atau bahkan mengalami ketergantungan. Beberapa waktu lalu, saya dan seorang teman SMA mengobrol tentang pameran kartun. Dia berkata bahwa dia kecewa melihat pameran tersebut karena yang dipamerkan adalah kartun Indonesia bukan kartun Jepang. Bahkan di sekolah dia membentuk sebuah komunitas Jepang, kenapa bukan komunitas kedaerahan, atau malah komunitas nasionalis muda?
Hal apakah yang dapat menghapuskan penjajahan dalam pikiran kita? Jikalau memang terapi hypnosis murah dan dapat dilaksanakan oleh semua orang mungkin itulah hal yang tepat untuk memprogram ulang operating system pikiran kita, tetapi hal itu mustahil. Yang paling tepat adalah menyadari bahwa saat ini kita dalam masa penjajahan. Memulai saat ini kita harus mencintai budaya daerah yang kental akan kearifan lokal. Boleh saja sebenarnya bagi kita untuk menyaksikan dan menggunakan budaya luar, tetapi jangan jadikan kita menjadi ketergantungan dan jangan jadikan sebagai pembanding bahwa budaya kita lebih jelek dan kolot dari budaya negara lain. Akan tatapi, akan sangat baik jika kita menggunakan budaya negara lain untuk menjadi pemacu bangkitnya budaya lokal yang sangat beraneka ini. Sebagai contoh, dahulu cerita Ramayana dan Mahabarata yang milik India. Akan tetapi oleh bangsa Indonesia di“bajak” dan diolah kembali agar sesuai dengan budaya Indonesia. Bahkan, oleh wali songo diedit ulang dijadikan sebagai sara dakwah. Oleh karena itu mulai saat ini CINTAI PRODUK (BUDAYA) INDONESIA YANG BERANEKA DAN JADIKAN SEBAGAI PEREKAT DAN PENGUAT BANGSA. MERDEKA!!!!!!!!!!!!!
posted by yanuarsintoanggoro @ 16.27  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home