MENGENAI YANZ


Name: yanuarsintoanggoro
Home: SLEMAN PENUH BERKAH, NGAYOGYAKARTA HADININGRAT, Indonesia
About Me: saya adalah orang yang lahir dengan (ALHAMDULILLAH YA ALLAH) kesempurnaan. lahir dari rahim seorang Budi Winarni yang di buahi oleh Sutono. Kini sedang menjalani studi di obat alami UGM. sebuah kampus yang mentereng di Indonesia (semoga aku ikut mentereng karenanya).
See my complete profile

POSTING SEBELUMNYA
BULAN
SAMBUNGAN
Free Web Site Counters
Free Web Site Counters
Kamis, 22 November 2007
SEJARAH FARMASI
FARMASI Arab ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai saydanah merupakan satu bentuk profesi yang mulanya agak asing dari dunia kedokteran. Pada abad ke-9, dunia Arab dan Islam telah berhasil membangun jembatan ilmu yang menghubungkan antara sumbangan Yunani dengan dunia farmasi moderen sekarang ini. Malah tahap ilmu yang diperoleh daripada Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga ke abad ke-13 melalui berbagai karya, terjemahan ataupun peningkatan ilmu pada zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan dunia Arab-Islam dalam farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan praktikum farmasi pada tahun 1260.
Tulisan berjudul Minhaj itu adalah hasil karya Abu'l-Muna al-Kohen al-Attar dari Mesir. Al-Attar seorang ahli farmasi berpengalaman. Dalam Minhaj, al-Attar menuliskan pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek, atau seni meracik ubat. Sebahagian besar buku itu menguraikan tentang etika farmasi, salah satu topik penting dalam sejarah profesi kesehatan.
Sementara itu, di kota-kota seperti Baghdad, profesi farmasi dipraktekkan dengan rapi sehingga ahli farmasi mendapat perlindungan dan sanjungan daripada pemerintah serta pengguna ketika itu. Melalui penyebaran perdagangan dunia Islam yang kian pesat, dan daya tarik bahan rempah-rempah dan bahan obat-obatan, menjadikan kedudukan profesi farmasi khususnya, dan kesihatan pada umunya di dunia Arab semakin meningkat. Dan sebenarnya bidang farmasi Barat adalah berasal daripada farmasi Arab dan Islam. Aspek dan pengaruh Arab ini tidak ditulis oleh penulis barat pada sejarah perubatan umumnya dan sejarah farmasi khususnya. Sedangkan pada hakikatnya prestasi sains dan budaya dunia Arab begitu banyak mempengaruhi profesi serta sumbangan pustaka farmasi di barat yang ada hingga hari ini.
Sayangnya, kurang daripada satu abad selepas al-Attar, praktek farmasi mulai beku dan kaku, dan terus merosot dengan jatuhnya peradaban Arab pada abad ke 19. Sejak dari itu, farmasi mula berkembang dengan pesatnya di Eropah khususnya dan Barat umumnya.
TOKOH ARAB DAN ISLAM YANG UTAMA
Yuhanna b. Masawayh (777 - 857)
Beliau adalah anak seorang ahli farmasi (dikenali sebgai apoteker). Beliau terkenal melalui tulisannya dalam bahasa Arab tentang meteria medica dan rawatan. Salah satu daripadanya berjudul al-Mushajjar al-Kabir yang menyusun daftar penyakit serta obat-obatnya dan juga pola makanan yang berkaitan. Malah beliau menyatakan bahwa para dokter yang boleh menyembuhkan penyakit dengan hanya melalui pengaturan pola makan tanpa penggunaan ubat adalah yang paling berjaya dan beruntung. Masawayh juga mengusulkan penggunaan beberapa tumbuhan terkenal untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Beliau menyeru para dokter agar menggunakan hanya satu obat untuk satu penyakit berdasarkan prinsip empiriks dan analogi.
Bahan yang banyak digunakan dalam terapi perubatan Arab adalah kamfora. Menurut Masawayh bahan ini berasal dari China dan dibawa ke Arab melalui perdagangan dengan India dan Parsi. Menurutnya lagi, sandalwood iaitu bahan yang digunakan untuk menghasilkan minyak wangi, baik yang jenis kuning, putih atau merah juga datang dari India. Bahan-bahan seperti ini digunakan dalam sediaan farmasi Islam pada abad ke-8 (atau lebih awal lagi) dan lewat ini istilah farmasi terbentuk dalam Islam. Misalnya, kata-kata seperti al-Saydanani ataupun al-Saydalani yang berarti dia yang menjual atau yang berkaitan dengan sandalwood, sedang perkataan saydanah bermaksud farmasi.
Pada masa itu, Masawayh dikenal sebagai dokter dari beberapa khalifah, di ibukota Abbasiah selama hampir empat dekade. Beliau juga merupakan dokter Islam yang pertama mendirikan sekolah kolej farmasi swasta Arab.
Abu Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Tabari
Beliau dilahirkan pada 808, sahabat dari Masawayh. Pada usia 30 tahun beliau diperintahkan untuk ke kota Samarra oleh Khalifah Mu'tasim (833-842) untuk mengabdi sebagai dokter. Tabari menulis banyak buku kedokteran, yang terkenal adalah Syurga Hikmah yang membicarakan tentang tingkah laku manusia, kosmologi, embriologi, psikoterapi, kebersihan, pola makan dan penyakit (akut dan kronik) serta cara merawatnya. Buku ini juga memuat kisah-kisah kedokteran abstrak serta petikan dari referens yang berbahasa India. Bukunya juga mengandung beberapa bab tentang meteria medika, makanan biji-bijian, kegunaan terapeutik hewan serta organ-organ burung dan juga campuran obat-obatan termasuk cara membuatnya.
Tabari juga menyarankan agar nilai terapeutik setiap obat digunakan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu dan dokter harus pandai membuat pilihan yang terbaik. Beliau pernah menguraikan dengan terperinci penggunaan sesuatu bahan sebagai bahan terapeutik, termasuk cara-cara menyimpannya sambil memperingatkan tentang bahaya yang ada pada bahan tersebut. Contohnya peringatan terhadap penggunaan satu mithqal (lebih kurang 4 gram) candu bisa menyebabkan tidur ataupun maut.
Sabur b. Sahl
Beliau merupakan orang pertama menulis formula pertama dalam sejarah Islam. Formula ini dikenali sebagai Agradadhin. Sabur meninggal dunia pada 869. Dalam tulisannya, beliau memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologinya, dosis-dosisnya untuk setiap sekali pengunaan. Formula-formula ubat ini disusun berdasarkan jenis sediaan: tablet, serbuk, salap, sirup dan sebagainya. Banyak dari resep-reses ini menunjukkan persamaan dengan dokumen dari Asia Barat dan Yunani-Roman.
Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi apakah di apotik ataupun di hospital. Oleh itu, hampir selama 200 tahun formula ini digunakan sebagai panduan ahli farmasi di seluruh dunia Islam. Tulisan Sabur ini merupakan satu langkah penting dalam sejarah farmakope dan banyak disalin serta ditiru dalam buku kedokteran Arab selanjutnya.
Zayd Hunayn b. Ishaq al-Ibadi (809-873)
Sumbangan beliau tidak kurang pentingnya kepada praktek farmasi dan kedokteran Arab. Beliau adalah anak dari seorang apoteker. Hunayn diantar ke Baghdad, yang pada masa itu merupakan pusat pendidikan Islam terpenting untuk mengikuti pendidikan dalam perawatan. Beliau kemudian ke Syria, Mesir dan negara sekitarannya untuk mendalami lagi latihannya. Setelah beliau kembali ke Baghdad, beliau sudah mahir tentang asal-usul perubatan Yunani khususnya yang diterjemahkan dalam Bahasa Syria.
Hunayn memainkan peranan yang penting dalam penterjemahan atau penentuan ketepatan terjemahan yang dilakukan (termasuk penulis Hippocrate, Gelen dan penulis Yunani lain) di samping menulis buku-bukunya sendiri. Sumbangannya menjadi lebih terasa pada tahun 830, Khalifah al-Ma'mun mendirikan satu institusi sains (bait al-Hikmah) untuk tujuan penyelidikan dan penterjemahan bahan-bahan Yunani ke dalam bahasa Arab. Hunayn menjadi pembimbing pusat kajian ini dan dalam masa 40 tahun, beliau menterjemahkan dan mewujudkan istilah serta rangkaian kata yang digunakan untuk tujuan praktek kedokteran dan pengajaran.
Antara buku dan tulisan Hunayn adalah tentang aspek kebersihan mulut, pecuci dan penggunaan bahan-bahan pergigian. Beliau terkenal sebagai penulis Arab pertama yang melakukan hal ini. Beliau juga yang menemukan bahan-bahan makanan dan minuman yang dianggap dapat merusak gigi. Hunayn juga mengusulkan pembersihan gigi, khususnya selepas makan seperti yang dianjurkan dalam kedokteran moderen. Tulisannya yang lain termasuklah tentang nilai gizi dan pemakanan, tentang mandi, terapi gizi secara umum dan juga tentang bunga mawar serta obat-obatan tertentu.
Frankfurt/Main, 10 - 12 - 2005,
Diresume dan diedit dari tulisan:Perkembangan Sejarah Awal Farmasi Dan Toksikologi Sumbangan Personaliti Dunia Arab dan Islam oleh Prof.Dzulkifli Abdul Razak, Pusat Racun Negara, USM, Malaysia.
posted by yanuarsintoanggoro @ 02.30   0 comments
obat indonesia termahal di asia pasifik
OBAT jadi bermerek dan yang harus dibeli dengan resep (ethical drugs) di Indonesia tergolong paling mahal di dunia, atau paling tidak di kawasan Asia Pasifik. Ambil saja contoh, obat tukak lambung Zantac buatan perusahaan farmasi Inggris Glaxo, yang sejak sepuluh t ahun lalu tergolong obat paling laris di dunia. Berdasarkan survai yang dilakukan HAI (Health Action International) Consumers International antara Juli-September 1995, harga 100 tablet Zantac a 150 mg di Indonesia 150 dollar AS, atau 1,5 dollar (sekitar Rp 3.300) per tablet. Di India dan Nepal, nama kedua obat ini (kandungan bahan aktifnya sama, ranitidine dan juga diproduksi Glaxo) adalah Zinetac, harganya hanya 3 dollar AS per 100 tablet, atau hanya 1/50 harga di Indone sia. Di Pakistan harga Zantac hanya 39 dollar AS, Filipina 95 dollar AS, dan Kanada 81 dollar AS (baca laporan dan lihat tabel di halaman 13). Di Australia malah hanya 20 dollar AS, di Selandia Baru 52 dollar AS, sementara di Amerika Serikat yang asuransi kesehatannya sedang amburadul dan gagal dibenahi Presiden Clinton harganya mencapai 169 dollar AS. Harga Zantac di negara-negara kaya Eropa bervariasi, mulai dari yang di bawah 100 dollar AS, hingga 149 dollar AS (Jerman), 156 d ollar AS (Finlandia) dan yang paling mahal adalah Swiss, 284 dollar AS. Tapi harap diingat, berapa dollar per kapita pendapatan rakyat di sana. Menarik mengikuti ihwal Zantac ini, yang memasuki pasar Indonesia tahun 1986, waktu itu dengan harga eceran tertinggi (sistem yang kini sudah dihapus oleh Departemen Kesehatan) masih Rp 1.200 per tablet 150 mg (waktu itu 1 dollar AS = Rp 1.644), berarti masih di bawah satu dollar AS per tablet. Tahun 1992 sudah melonjak menjadi Rp 2.076, dan dalam tem po tiga tahun melejit lagi lebih dari satu setengah kali, seiring dengan melemahnya nilai dollar AS dan rupiah. Kini Glaxo di Indonesia mungkin sudah bisa mendiktekan harga Zantac, karena sudah menguasai pangsa pasar yang tadinya didahului oleh kompetitornya, obat me-too atau obat "jiplakan" buatan pabrik swasta nasional, seperti Rantin (buatan Kalbe Farma) atau Gastridin (Interbat). Kedua obat yang terakhir ini sama-sama berbahan aktif ranitidine seperti Zantac, tapi bahan bakunya dibeli di pasaran bebas, produksi "bajakan" dari Italia dan Spanyol yang jauh lebih murah karena pabriknya tidak perlu membayar paten dan membiayai riset. Dengan harga bahan baku yang jauh lebih murah, industri farmasi nasional seperti Kalbe Farma bisa meraup margin keuntungan y ang besar (Kompas 14/12/1986). *** ADA yang mengatakan bahwa harga suatu me-too drug dibanding cost of goods sold (harga pokok sebelum kena pajak) di Indonesia bisa sampai empat kali lipat, bahkan lebih. Ini tentu bisa membuat industri farmasi nasional menempuh segala cara pemasaran agar produknya laku, termasuk yang tidak etis yaitu dengan "mengontrak dokter". Fenomena ini sering dikecam oleh fa rmakolog FK UI Prof dr Iwan Darmasyah sebagai industrio-medical complex. Hal ini sering dikeluhkan oleh industri-industri farmasi PMA (Penanaman Modal Asing), yang konon lebih ketat untuk tidak menempuh cara promosi dan pemasaran yang kasar. Mereka menilai persaingan bisnis farmasi di Indonesia sudah tidak sehat dan tidak fair, karena perusahaan induk mereka sudah susah-sudah melakukan riset menemukan obat-obat baru, yang sebagian masa patennya pun belum berakhir sudah banyak "dij iplak". Hak milik intelektual (intellectual property right) untuk obat masih terlambat dihargai dibanding karya musik hingga software komputer. Lihat saja hingga tahun 1987 lalu, harga kaset lagu-lagu luar negeri di Indonesia tergolong paling murah di dunia, tapi kemudian naik tiga kali lipat karena kita harus membayar royalti. Tapi industri farmasi multinasional pun tak luput dari kecaman para aktivis organisasi konsumen sedunia, yang umumnya menuding mereka kelewat banyak mengambil keuntungan, termasuk dengan menerapkan kebijakan transfer pricing, wajib membeli bahan baku dari pabrik induk dengan harga mahal. Besarnya keuntungan industri farmasi multinasional bisa dilihat dari daftar 50 perusahaan terbesar di dunia dalam daftar Fortune 500 di majalah Fortune. Pengusaha farmasi swasta nasional pun berkilah, apa bedanya "mengontrak dokter" dengan membiayai dokter jalan-jalan ke luar negeri dengan dalih ikut seminar? Glaxo yang hingga 25 tahun yang lalu belum apa -apa, kini menjadi perusahaan farmasi terkaya dan terbesar di dunia setelah melakukan mega-merger dengan Burroughs Wellcome. Pihak industri farmasi multinasional seperti Glaxo pun bisa berkelit, bahwa mereka bisa begitu maju karena dana yang mereka tanamkan untuk riset dan pengembangan tidak kecil. Menurut majalah Scrip Maret 1995, dana R&D yang dikeluarkan industri farmasi multinasional rata-rata 10 persen dari total penjualan mereka. Perusahaan seperti Upjohn misalnya menghabiskan sebesar 18,5 persen total penjualannya untuk litbang. Sementara industri farmasi swasta nasional Indonesia? Praktis nol persen! * * * DEWASA ini industri farmasi makin sulit untuk menemukan dan mengembangkan obat baru. Biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan satu jenis obat baru kini mencapai lebih dari 230 juta dollar AS dan 12 tahun. Ini disebabkan kehati-hatian yang d berlebihan dari otoritas pengawasan obat di negara-negara maju sejak bencana penggunaan obat Thalidomide yang menimbulkan kecacatan pada ribuan bayi dua dekade lalu. Prof Dr Paul Janssen, pendiri industri farmasi Janssen Pharmaceutica Belgia yang tergolong paling banyak menemukan molekul bahan aktif obat baru menyatakan, hendaknya masyarakat dunia tetap menjunjung hak paten dan hak milik intelektual di bidang obat, karena tanpa riset tak akan ditemukan obat baru. Kemajuan di bidang riset obat-obatan yang cenderung menurun juga perlu dibantu agar masalah manfaat dan risiko tidak menghantui para penemu dan industri farmasi (Kompas, 7/5/1993). Laboratorium Janssen di Belgia yang kendati kini telah dibeli oleh perusahaan Johnson & Johnson AS rata-rata bisa memproduksi satu jenis obat baru setiap enam bulan, jauh lebih cepat dibanding industri farmasi umumnya. Ratusan penelitinya setiap hari mensintesa puluhan molekul baru, tapi dari beberapa ribu molekul baru h anya satu-dua yang bisa dilanjutkan untuk menjadi obat yang komersial. Semuanya itu membutuhkan dana yang tak sedikit, karenanya Janssen harus rela menerima modal dari AS. Di sinilah ironinya. Industri farmasi multinasional harus melakukan litbang untuk penemuan obat dengan kelompok terapi tertentu, karena mustahil mencakup semua spektrum obat yang ada, tapi perusahaan swasta nasional seperti di Indonesia bisa dengan leluasa tinggal menunggu obat-obat mana yang top dari seluru h spektrum golongan terapi, lalu tinggal "menjahitnya." Bagi negara seperti Indonesia, rasanya sulit untuk mengejar ketinggalan di bidang litbang farmasi dan kedokteran. Karenanya yang lebih memungkinkan adalah secepatnya melaksanakan sistem asuransi kesehatan masyarakat, memperbanyak obat-obat esensial dan generik untuk lapisan masyarakat yang membutuhkan, dan menata kembali industri farmasi kita yang sakit, sehingga industri farmasi nasional tidak hanya menjadi sekadar pembuat o bat-obat "latah" atau "jiplakan" dengan margin keuntungan selangit. (Irwan Julianto)
posted by yanuarsintoanggoro @ 02.16   0 comments
Sabtu, 22 September 2007
BIAYA PENDIDIKAN TANGGUNG JAWAB SIAPA?
Beberapa minggu kemarin Indonesia memperingati kemerdekaan. Kemerdekaan yang selama ini kita bangga-banggakan. Patutkah kita berbangga? Bisa ya bisa tidak. Tergantung dari mana kita melihatnya, dari mana kita mengartikan sebuah kemerdekaan; jikalau kemerdekaan diartikan sebagai bentuk dari hilangnya suatu bentuk penjajahan fisik oleh para imperialis, maka kita patut berbangga memperingati kemerdekaan (bolehlah kita leyeh-leyeh). Akan tetapi, jika kita masih melihat anak jalanan yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali, patutkah kita leyeh-leyeh. TIDAK! Mereka tidak mampu untuk belajar, tidak ada biaya! Pendidikan mahal! Lalu siapakah yang bertanggung jawab? Pemerintah? Pastinya dong, dalam UUD ‘45 (entah pasal berapa) dengan jelas disebutkan bahwa anak jalanan dipelihara oleh negara. Lalu pemerintah juga menjanjikan bahwa 20% APBN dialokasikan untuk pendidikan. Tetapi tunggu dulu, Indonesia saat ini sakit. Bahkan, katanya janjinya baru bisa benar-benar di tepati puluhan tahun lagi. Hal ini menjadikan para mahasiswa geram dan dengan lantang menuntut haknya. Dengan gagah berani mereka membela rakyat. Tapi, tunggu dulu, diantara banyak mahasiswa yang membela rakyat, banyak juga yang malah dengan enaknya menjadi tukang sedot rokok. Berapa biaya tiap harinya untuk rokok? Rata-rata orang yang saya tanyai, mereka merokok antara 6-12 batang ato lebih tiap harinya. Jika kita anggap harga satu batang rokok adalah 500 rupiah, maka paling tidak mereka mengeluarkan uang 3000rupiah tiap harinya. Jika 1000 orang mahasiswa merokok menyumbangkan anggaran rokok hariannya, maka akan terkumpul uang sebesar 3 juta rupiah TIAP HARI. Wow bayangkan jika setahun kita lakukan terus hal ini, maka akan terkumpul RP. 1.095.000.000,00. Saya kira mahasiswa perokok lebih dari 1000 orang. Jadi uang yang terkumpul lebih banyak. Berapa orang bisa dibiayai tuh? Lumayan kan dari pada menunggu janji pemerintah yang gak jelas.
posted by yanuarsintoanggoro @ 16.28   0 comments
KEMBANGKAN BUDAYA SELAMATKAN INDONESIA
Masa muda merupakan masa untuk mencari jati diri. Mencari dan menentukan pilihan akan seperti apakah ia nantinya. Hal ini juga akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dan keeksistensian sebuah budaya daerah beserta kearifan lokalnya.
Pada saat ini, arus budaya dari mana saja mulai menghantam jiwa-jiwa muda. Baik maupun buruk. Merasuk dalam pikirannya. Seperti halnya jaman dahulu, ketika Indonesia terjajah oleh bangsa-bangsa yang rakus, saat ini pun tanpa kita sadari, Indonesia masih terjajah tetapi tidak kita sadari. Dahulu Indonesia terjajah melalui penguasaan suatu daerah, akan tetapi, saat ini Indonesia terjajah melalui penguasaan pikiran. Komik-komik jepang saat ini menguasai pasaran menggeser komik Si Buta dari hati generasi muda. Baju-baju model terbaru yang diimpor dari luar negeri (barat) menggeser surjan dari hati masyarakat Jawa. Tanpa kita sadari kita pun merasa nyaman dengan penjajahan ini. Ini karena pikiran kita telah terhipnotis oleh life style jajahan ini.
Untuk itulah saya merasa tergugah untuk mengingatkan pada kita semua pada umumnya dan saya pribadi pada khususnya. Saya ingin keanekaragaman budaya lokal di Indonesia akan bangkit kembali menggeser budaya-budaya impor-an. Hal ini memang mungkin sulit untuk dilakukan dalam sekejap. Kita lihat sulitnya kebangkitan wayang sebagai tokoh kartun di TV menggantikan Naruto atau Avatar karena SDM kita yang mungkin masih terbatas (atau mungkin “ogah-ogahan”) dan juga terbentur masalah permodalan menjadi contoh yang paling sederhana.
Sesungguhnya penjajahan pikiran ini tidak kalah berbahaya dengan penjajahan jaman dahulu. Hal ini karena melalui pikiran, Indonesia akan menuju kemana nantinya. Dahulu sesungguhnya sudah ada penjajahan semacam ini. Sebagai contoh adalah masuknya paham komunis ke negeri Indonesia tercinta dan menyebabkan terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di beberapa tempat. Saat ini, paham komunis tidak hanya masuk melalui kalangan terpelajar yang bersekolah di luar negeri tetapi juga melalui media hiburan yang sering kita anggap sepele. Padahal jika diteliti lebih dalam, justru sarana hiburan semacam film itulah yang dapat dengan lebih mudah masuk kedalam pikiran generasi muda dan itu akan lebih merata ke berbagai kalangan. Lebih merata karena tidak hanya orang terpelajar yang menontonnya tetapi juga orang-orang biasa.
Sesungguhnya kita saat ini sudah benar-benar dalam masa kritis. Karena penjajahan pikiran terjadi secara halus dan sudah berlangsung dari dahulu sehingga kita sudah sangat nyaman atau bahkan mengalami ketergantungan. Beberapa waktu lalu, saya dan seorang teman SMA mengobrol tentang pameran kartun. Dia berkata bahwa dia kecewa melihat pameran tersebut karena yang dipamerkan adalah kartun Indonesia bukan kartun Jepang. Bahkan di sekolah dia membentuk sebuah komunitas Jepang, kenapa bukan komunitas kedaerahan, atau malah komunitas nasionalis muda?
Hal apakah yang dapat menghapuskan penjajahan dalam pikiran kita? Jikalau memang terapi hypnosis murah dan dapat dilaksanakan oleh semua orang mungkin itulah hal yang tepat untuk memprogram ulang operating system pikiran kita, tetapi hal itu mustahil. Yang paling tepat adalah menyadari bahwa saat ini kita dalam masa penjajahan. Memulai saat ini kita harus mencintai budaya daerah yang kental akan kearifan lokal. Boleh saja sebenarnya bagi kita untuk menyaksikan dan menggunakan budaya luar, tetapi jangan jadikan kita menjadi ketergantungan dan jangan jadikan sebagai pembanding bahwa budaya kita lebih jelek dan kolot dari budaya negara lain. Akan tatapi, akan sangat baik jika kita menggunakan budaya negara lain untuk menjadi pemacu bangkitnya budaya lokal yang sangat beraneka ini. Sebagai contoh, dahulu cerita Ramayana dan Mahabarata yang milik India. Akan tetapi oleh bangsa Indonesia di“bajak” dan diolah kembali agar sesuai dengan budaya Indonesia. Bahkan, oleh wali songo diedit ulang dijadikan sebagai sara dakwah. Oleh karena itu mulai saat ini CINTAI PRODUK (BUDAYA) INDONESIA YANG BERANEKA DAN JADIKAN SEBAGAI PEREKAT DAN PENGUAT BANGSA. MERDEKA!!!!!!!!!!!!!
posted by yanuarsintoanggoro @ 16.27   0 comments
FIKIRKU MELAYANG
inilah tugasku yang ku kumpul saat P4T univ

Senja di Uzbekistan, saat itu aku sedang dalam pengembaraanku. Pengembaraan dalam mencari seorang pendamping hidup. Bukannya aku tidak cinta produk dalam negeri, tapi aku ingin membajak produk luar negeri untuk memperbaiki produk dalam negeri agar tidak kalah bersaing. Kelak aku ingin mendapat keturunan yang lebih baik dari generasiku (kabulkanlah ya Allah).
Di saat itu aku berada di sebuah toko buku untuk mencari peta. Aku berkeliling mencari tempat peta di pajang. Aku terus mencari dan mencari tetapi ada satu titik yang menjadi fokus pandanganku. Tepat di sudut; di tempat dipajang majalah-majalah impor (bukan buatan Uzbekistan) terkenal dan terlaris di seluruh dunia aku melihat sosok wajah yang tidak asing di mataku tepat berada di sampul sebuah majalah yang terlaris dari yang terlaris,dan terkenal dari yang terkenal. ITU AKU!.
Cepat-cepat aku berjalan mengampiri majalah itu. Majalah itu bertuliskan “ORANG YANG PALING DI NANTI”. Bergambar aku yang berjenggot, tampak seperti John Lennon. Jantung seperti terpompa cepat; dalam badan terasa perubahan suhu yang sangat drastis; dan tubuh terasa terbuai oleh angin yang sangat kencang. Ada apa denganku?
Dengan segera kosobek segel majalah tabpa melihat sekitar. Kucari halaman tentangku. Dengan mudah kutemukan karena akulah berita utama. Sekilas kubaca, dan oh tak terduka oleh otakku. Aku memenangkan lomba karya ilmiah tingkat internasional yang saat itu ku ikuti karena aku ingin menunjukkan karyaku tentang obat yang dapat mematikan kerja virus yang menginfeksi tubuh termasuk HIV.
Aku dinanti kepulanganku untuk segera di anugerahi hadiah oleh presiden Indonesia. Beliau merasa bahwa kemenangan karyaku sungguh membanggakan Indonesia dan akan sangat berjasa bagi seluruh dunia. Alhamdulilah ya Allah, Kau anugerahkan kepadaku rahmat yang tiada terkira.
Keberhasilanku oleh keluarga di Jogja diminta agar aku tidak mengetahuinya sampai berita ini tersebar melalui media cetak internasional. Hal membahagiakan ini mengingatkanku pada saat aku lulus SMA 4 dan dengan perjuangan keras dapat “tembus” UM UGM. Mengingatkan ku saat aku masuk pertama, saat P4T. Mengingatkan saat-saat aku dengan penuh perjuangan berhasil lulus UGM dengan hasil yang sempurna. Mengingatkan bahwa setiap keberhasilan membutuhkan perjuangan.
posted by yanuarsintoanggoro @ 16.25   0 comments
togog
ADALAH SEORANG DEWA NGEJAWANTAH (ANTAGA)YANG MENGABDI DI PIHAK JAHAT (KURAWA). TUGAS INI ADALAH TUGAS MULIA. MENGAPA? KARENA DI KURAWA DIA BUKAN UNTUK MEMBELA KENGAKARAMURKAAN, TETAPI UNTUK MENJADI PENGINGAT AKAN KEBENARAN. WALAUPUN SEGALA PITUTURNYA SELALU DIWANTAH OLEH PARA KURAWA TETAPI DIA SETIA UNTUK MENYAMPAIKAN TUGAS YANG DIEMBANNYA. HAL INI SANGAT MIRIP DENGAN KISAH-KISAH PARA NABI DI AL QURAN. PARA NABI DIBERI TUGAS OLEH ALLAH SWT UNTUK MENYAMPAIKAN SUATU KEBENARAN TETAPI SEBAGIAN BESAR KAUMNYA MALAH MEMUSUHINYA DAN MALAH ADA YANG MEMBUNUH PARA NABI.
posted by yanuarsintoanggoro @ 16.21   0 comments
Sabtu, 18 Agustus 2007
SALAM MERDEKA!!!!!!!!!!
SAAT INI INDONESIA MENGALAMI PERAYAAN HARI KEMERDEKAAN. TETAPI APAKAH SEBENARNYA SUDAH PANTAS BAGI KITA UNTUK MERAYAKANNYA?
SEMUA ITU TERGANTUNG PADA KITA MASING-MASING. JIKA PERAYAAN HANYA UNTUK MENGENANG JASA PARA PAHLAWAN ATAU UNTUK MENYEGARKAN SEMANGAT NASIONALISME MAKA ITU AKAN SANGAT BAIK BAGI KITA. AKAN TETAPI, JIKA PERAYAAN ITU KITA GUNAKAN HANYA UNTUK BERSENANG-SENANG, MAKA ITU TERLALU BODOH BAGI KITA. KARENA SAAT INI SEBENARNYA INDONESIA JUGA MASIH TERJAJAH. TIDAK KALAH BAHAYA DENGAN JPENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG DAHULU, SAAT INI KITA MASIH TERJAJAH OLEH LUAR NEGERI MELALUI PENJAJAHAN PIKIRAN. MELALUI IMPOR BUDAYA YANG TAK TERSARING LEBIH DAHULU, MASUKNYA SARANA HIBURAN SEPERTI KARTUN JEPANG YANG MEMBUAT LUNTURNYA JIWA NASIONALISME. SEBENARNYA ITU BOLEH SAJA KITA TERIMA TAPI BUKAN HANYA SEKEDAR KITA NIKMATI, TAPI UNTUK KITA CONTOH APAKAHBUDAYA KITA DAPAT MAJU SEPERTI MEREKA.
MARILAH KITA SIAGA DAN TETAP WASPADA. MAJU TERUS INDONESIA. MAJU TERUS BUDAYA DAERAH. MATIKAN KOMUNITAS BUDAK JEPANG!!!!!!!!!!!!!
posted by yanuarsintoanggoro @ 04.46   0 comments