Petruk Petruk merupakan anak angkat dari Semar, akan tetapi, sebenarnya adalah anak Gandarwa (sebangsa jin). Sebutan lainnya adalah Doblajaya artinya pintar, Kantong bolong artinya senang bersedekah sampai-sampai dia sendiri tidak punya apa-apa. Petruk adalah anak angkat kedua. Istri Petruk adalah Dewi Undanawati, berputra Bambang Lengkung Kusuma, wajahnya ganteng tidak kaya bapaknya. Rumahnya di Pecuk Pecukilan. Ada yang mengartikan Petruk itu adalah patrap. Artinya pintar menempatkan diri di suasana apapun, juga pintar bergaul pada siapa saja. Bertindak penuh dengan pemikiran, jangan sampai membuat kecewa orang lain. Jika bekerja cepat, tuntas, tidak bekerja dua kali, setia kepada majikan, tindaknya utama (bagus), suka menolong, dan suka menghibur. Patruk berbadan tinggi, hidung dan leher panjang. Petruk juga pernah jadi raja. Ceritanya, pendawa kemalingan Jimat Kalimasada, yang mengambil Mustakaweni. Yang bisa merebut hanya Irawan (Bambang Priyambodo). Sesudah direbut, barang dititipkan Petruk. Adipati Karna juga ingin merebutnya. Jadinya perang, Petruk diserang dengan Kyai Jalak(ajiannya Karna), langsung mati seketika. Petruk ditolong oleh bapaknya yaitu Gandarwa, dihidupkan. Bapaknya menyuruh agar Petruk membalas Adipati Karna dengan memakai Jimat Kalimasada. Petruk jadi kebal senjata. Dia jadi sakti mandraguna. Semua negara yang angkara murka ditaklukkan dan jadi wilayah kerajaan Ngancang Kencana. Petruk jadi raja dengan menyandang gelar Prabu Belgeduweleh. Ketika akan naik tahta, Prabu Belgeduwelbeh mengundang Pandawa, Raja Dwarawati Prabu Kresna, dan raja Mandura Prabu Baladewa. Para raja tidak mau menghadiri, tetapi semua dikalahkan. Kresna pasrah pada Semar. Bagong dan Gareng disuruh untuk merubah raja tersebut. Ketika Prabu Belgeduwelbeh tidur, Jimat Kalimasada diambil Gareng dan Bagong. Sesudah itu diajak bercanda, tatapi prabu tidak mau mengaku dia Petruk. Akibatnya jadi gelut. Prabu berubah jadi Petruk kembali.
|